A. Pendekatan
Resepsi
Resepsi sastra merupakan penelitian yang memfokuskan
perhatian kepada pembaca, yaitu bagaimana pembaca memberikan makna terhadap
karya sastra, sehingga memberikan reaksi terhadap teks tersebut. Pembaca yang
dimaksudkan dalam resepsi terbagi menjadi dua, yaitu pembaca biasa dan pembaca
ideal. Pembaca biasa adalah pembaca dalam arti yang sebenarnya, yang membaca
karya sastra sebagai karya sastra bukan sebagai bahan penelitian. Pembaca ideal
adalah pembaca yang membaca karya sastra sebagai bahan penelitian.
Pendekatan resepsi sastra erat kaitannya
dengan peranan pembaca. Aktivitas pembaca dalam hubungan ini memegang peranan
penting. Luxemburg (1982:77) menyatakan pembaca di dalam teks atau pembaca
implicit dan pembaca di luar teks atau pembaca eksplisit. Pembaca implisit atau
pembaca yang sebetulnya disapa oleh pengarang adalah gambaran mengenai pembaca
yang merupakan sasaran si pengarang dan yang terwujud oleh segala petunjuk yang
kita dapat dalam teks. Pembaca eksplisit adalah pembaca kepada siapa suatu teks
diucapkan.
Dalam penelitian karya sastra
berdasarkan metode estetika, sesungguhnya dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu
resepsi sastra sinkronis dan resepsi sastra diakronis. Bentuk pertama meneliti
karya sastra dalam hubungannya dengan pembaca sezaman. Sekelompok pembaca,
misalnya memberi tanggapan baik secara sosiologis maupun psikologis terhadap
sebuah karya sastra. Bentuk resepsi yang lebih rumit adalah tanggapan pembaca
secara diakronis sebab melibatkan pembaca sepanjang sejarah.
B.
Film
Anak Di Indonesia
Sebelum
membahas lebih jauh tentang film anak, berikut disajikan data dari metode
wawancara yang diterapkan pada sampel 15 anak di perumahan Tanggul Mas Timur
gang VII. Sampel anak diambil dari mulai umur 2 – 11 tahun, dengan 8 perempuan
dan 7 laki-laki. Berikut data pertanyaan umum seputar film anak :
Pertanyaan Umum Seputar
Film Anak
1. Kamu
lebih suka membaca cerita anak atau menonton film anak?
-
Membaca cerita anak = 1 anak à 1 x 15 = 7 %
100
-
Menonton film anak = 14 anak à 14 x 15 = 93 %
100
2. Dari
daftar film anak di bawah ini, mana yang kamu tahu dan mana yang paling kamu
suka?
Film
Anak
|
Yang
Diketahui
|
Persen
|
Paling
Suka
|
Persen
|
Satria
|
v v v v v v v
|
50 %
|
-
|
0 %
|
Didi
Si Tikus
|
v v
|
14 %
|
-
|
0 %
|
Unyil
|
-
|
0 %
|
-
|
0 %
|
Kabayan
|
-
|
0 %
|
-
|
0 %
|
Meraih
Bintang
|
-
|
0 %
|
-
|
0 %
|
Doraemon
|
v v v v v v v v v v v v v v
|
100%
|
v v
|
14 %
|
Saund
The Sheep
|
v
v v v v v v v v v v v v v
|
100 %
|
v v
|
14 %
|
Upin
Ipin
|
v v v v v v v v v v v v v v
|
100 %
|
v v v v v v v v v
|
64 %
|
Spongebob
|
v v v v v v v v v v v v v v
|
100 %
|
v
|
8 %
|
Power
rangers
|
v v v v v v v v v v v v v v
|
100 %
|
-
|
0 %
|
3. Film
anak dari Indonesia atau dari luar Indonesia yang lebih kamu suka?
-
Indonesia = 0 anak à 0 x 14 =
0 %
100
-
Luar Indonesia = 14 anak à
14 x 14 = 100 %
100
Diketahui dari
data pertanyaan kesatu di atas, memang tidak dapat dipungkiri, minat anak lebih
condong untuk menonton televisi (93%) daripada membaca cerita anak (7%), dikarenakan
banyaknya pilihan film anak yang ada di pertelevisian Indonesia. Karena hal tersebut,
pertelevisian Indonesia semakin gencar menayangkan film-film untuk anak pada
jam anak saat di rumah. Terutama saat hari libur, stasiun-stasiun televisi
memanfaatkan waktu tersebut untuk menayangkan film anak sepanjang hari.
Film anak yang
disiarkan di televisi Indonesia berasal dari dalam dan luar Indonesia. Akan
tetapi dari data pertanyaan
kedua, anak-anak jauh lebih tahu akan film yang diproduksi dari luar Indonesia,
seperti Doraemon, Saund The Sheep, Upin Ipin, Spongebob, Power
Rangers, dan lain-lain, sedangkan untuk film anak yang di produksi di
Indonesia seperti Meraih Bintang,
Kabayan, Unyil, Didi Si Tikus, dan yang terbaru, Satria, kurang meraih perhatian anak-anak. Hal itu dikarenakan efek
animasi film Indonesia kurang menarik dan tidak secanggih efek animasi produk
luar Indonesia. selain itu, faktor yang menyebabkan produk Indonesia kurang
diketahui anak karena film anak tersebut ditayangkan tidak pada stasiun
televisi yang populer.
Menurut hasil
pengambilan data dari 15 sampel anak tersebut dapat diketahui bahwa film anak
produksi luar Indonesia, Upin Ipin-lah, yang paling disukai (64%) oleh kalangan
anak daripada film anak yang lain.
C.
Analisis
Film Anak ‘Upin Ipin’
Film anak yang
terbaru, terkenal, dan sedang in
dikalangan anak-anak sekarang ini adalah serial kartun dari Malaysia, Upin
Ipin. Stasiun televisi Indonesia yang mempunyai hak siar akan film tersebut,
bahkan menyiarkan Upin Ipin setiap hari, pagi pukul 07.00 dan malam pukul
06.00, dengan durasi 30 menit. Jika hari Minggu, Upin Ipin diputar pukul 8 pagi
dengan durasi 1 jam.
Sebelum membahas lebih lanjut
tentang Upin Ipin, berikut disajikan data :
Pertanyaan
Umum Seputar Upin Ipin
1.
Apa kamu suka film Upin Ipin?
-
Suka =
9 anak à
9 x 14 = 64 %
100
-
Tidak suka = 5 anak à 5 x 14 = 36 %
100
2.
Apa yang kamu suka dari film Upin Ipin?
-
Tokohnya lucu = v v v v v v v v v = 9 = 100%
-
Ceritanya anak-anak = v v v v v v v v v = 9 = 100%
-
Permainannya = v v v v v v v v v = 9 = 100%
-
Cerita sederhana = v v v v v v v v v = 9 = 100%
3.
Apakah bahasa Malaysia yang digunakan
dalam Upin Ipin mengganggu pemahaman kamu?
-
Ya =
0 anak à
0 x 9 = 0 %
100
-
Tidak =
9 anak à
9 x 9 = 100 %
100
4.
Pengaruh apa yang kamu dapat setelah
menonton film Upin Ipin?
9
anak terpengaruh Upin Ipin à
9 x 9 = 100 %
100
-
Menggunakan kalimat ‘assalamualaikum, Tuk, Atuk...!’
-
Menggunakan kalimat Ipin ‘betul...betul...betul...’
-
Menggunakan kalimat ‘ayam goreeng’
-
Memainkan permainan ‘stick’, ‘masak-masakan’
dan ‘tutup botol’
-
Membeli pernak-pernik bergambar Upin
Ipin, seperti : baju, kaos, sandal, topi, buku, balon, dan lainnya.
5.
Sebutkan siapa saja tokoh yang ada di
film Upin Ipin!
No.
|
Nama
Tokoh
|
Disebutkan
|
Persen
|
1.
|
Upin
|
v v v v v v v v v
|
9 = 100%
|
2.
|
Ipin
|
v v v v v v v v v
|
9 = 100%
|
3.
|
Kak Ros
|
v v v v v v
|
6 = 67%
|
4.
|
Oppa
|
v v v v v v
|
6 = 67%
|
5.
|
Ehsan
|
v v v v v v
|
6 = 67%
|
6.
|
Jarjit
|
v v v v v v
|
6 = 67%
|
7.
|
Mei-Mei
|
v v v v v v
|
6 = 67%
|
8.
|
Mail
|
v v v v v v
|
6 = 67%
|
9.
|
Fizi
|
v v v v v v
|
6 = 67%
|
10.
|
Ijat
|
v v v v
|
4 = 44%
|
11.
|
Susanti
|
v v
|
2 = 22%
|
12.
|
Cikgu
|
v v v v v v
|
6 = 67%
|
13.
|
Atuk
|
v v v v v v
|
6 = 67%
|
Dari data
pertanyaan di atas dapat diketahui bahwa 5 anak tidak menyukai Upin Ipin dan 9
anak menyukai Upin Ipin. Sebanyak 36% tidak menyukai Upin Ipin dikarenakan
cerita yang ditayangkan selalu diulang, tidak seperti Doraemon yang selalu
berganti cerita setiap kali tayang. Sebanyak 64% menyukai Upin Ipin karena film
itu benar-benar untuk anak, mulai dari tokoh yang didominasi oleh anak-anak,
cerita yang sederhana menceritakan kehidupan anak sehari-hari, hingga
permainan-permainan yang ada disekitar kehidupan anak.
Upin Ipin yang dalam
percakapannya menggunakan bahasa Malaysia tanpa di dubbbing ke dalam bahasa Indonesia, tetap bisa dinikmati dan
dipahami anak, dikarenakan gambar animasi yang jelas seperti manusia, juga
karena bahasa Malaysia yang tidak jauh berbeda dengan bahasa Indonesia. Bahkan
cara bicara tokoh sering diikuti anak jika mereka melakukan kegiatan yang sama,
misalnya cara pengucapan salam yang khas ‘Assalamualaikum,
Tuk...Atuk...’, digunakan anak untuk memberi salam ketika pulang ke rumah,
atau berkunjung ke rumah temannya. Lalu pada kalimat ‘betu,betul,betul...’ yang selalu diucapkan Ipin ketika menyetujui
sesuatu, juga diikuti oleh anak ketika setuju akan sesuatu.
Tak hanya
terpengruh akan cara bicara, dialek, dan logat bahasa Malaysia, tapi mereka
juga terpengaruh untuk mendapatkan Upin Ipin dalam dunia nyata mereka, sehingga
mereka membeli pernak-pernik serba Upin Ipin, mulai dari kaos, sandal, tas, dan
topi yang bergambar tokoh-tokoh dalam film Upin Ipin, hingga boneka Upin Ipin.
Dari data di
atas dapat diketahui bahwa tokoh yang paling diketahui anak adalah Upin dan
Ipin, sebanyak 100%, karena pada setiap cerita, tokoh Upin Ipin selalu hadir.
Tokoh Kak Ros, Oppa, Ehsan, Jarjit, Mei-Mei, Fizi, Mail, Cikgu, dan Atuk,
diketahui anak sebanyak 67%, karena sering ada pada cerita. Tokoh yang sedikit
mendapat perhatian adalah Ijat diketahui 44%, karena ia merupakan tokoh
pendiam, dan jarang muncul dalam cerita. Tokoh yang paling sedikit mendapat
perhatian adalah tokoh Susanti, sebanyak 22%, karena hanya muncul pada satu-dua
episode saja.
D.
Analisis
Film Upin Ipin ‘Istimewa Hari Ibu’
Pemahaman anak
terhadap Upin Ipin akan lebih diketahui secara dalam setelah di pertontonkan
DVD Upin Ipin Istimewa Hari Ibu yang
kemudian akan di tanggapi. Episode Istimewa Hari Ibu ini digunakan karena
cerita tersebut berhubungan dengan hari ibu pada 22 Desember.
Sinopsis
Istimewa
Hari Ibu
Saat
itu Upin Ipin dan kawan-kawan sedang bermain tutup botol di dalam kelas Tadika
Mesra. Tak lama kemudian Cikgu datang mengingatkan tentang hari ibu dua hari lagi.
Semua anak di kelas tak sabar menanti hari ibu.
Saat
di rumah, Upin dan Ipin bertanya pada Opa tentang ibunya. Kak Ros berjanji
besok pagi akan mengajak Upin Ipin bertemu Ibunya. Sore hari Upin dan Ipin
berniat main bersama teman-teman yang lain.
Mereka
pergi ke rumah Fizi, namun Fizi tidak bisa bermain karena membantu Ibunya
memberihkan rumah untuk menyambut hari ibu. Upin Ipin pergi ke rumah Ehsan,
namun Ehsan juga tidak bisa bermain, ia sedang membantu ibunya membuat roti
untuk hari ibu. Upin Ipin pergi ke rumah Jarjit, iapun juga sedang sibuk
mempersiapkan pantun untuk hari ibu. Upin Ipin pergi ke rumah Mail. Akhirnya
Upin, Ipin dan Mail yang akan bermain bersama. Sebelum itu mereka bertiga
menghampiri Mei Mei yang ternyata sedang membuat kartu ucapan hari ibu. Mereka
berempat membuat kartu ucapan untuk ibu mereka, kecuali Upin Ipin yang membuat
kartu untuk Opanya.
Keesokan
paginya, Upin, Ipin dan Kak Ros berkunjung ke makam Ibu mereka. mereka
membersihkan rumput dan memberi hadiah surat al fatihah. Kemudian mereka pulang
dengan hati yang senang. Setiba di rumah, Upin Ipin memberikan kartu ucapan
untuk Opanya. Mereka senang, meskipun tak punya ibu, mereka punya Opa yang
sayang kepada mereka. dan mereka harus menyyangi orang-orang yang juga sayang terhadap
mereka.
Setelah
menayangkan film Upin Ipin yang berdurasi 10 menit tersebut, dapat diambil data
sebagai berikut :
Pertanyaan
Khusus Upin Ipin ‘Istimewa Hari Ibu’
1. Ceritakan
kembali cerita ‘Istimewa Hari Ibu’?
-
Menceritakan secara runtut = 3 anak à 3 x 9 = 33 %
100
-
Menceritakan tidak runtut = 3 anak à
3 x 9 = 33 %
-
100
-
Tidak bisa menceritakan = 3 anak à
3 x 9 = 33 %
100
2. Apakah
cerita Istimewa Hari Ibu membawa
pengaruh untukmu?
-
Iya =
6 anak = 67%
-
Tidak =
3 anak = 33%
Dari
data di atas yang mengambil pertanyaan seputar isi cerita pada film Upin Ipin
episode Istimewa Hari Ibu ini,
diketahui bahwa 3 anak (10-11 tahun) dapat menceritakan secara runtut, 3 anak
(6-9 tahun) bisa menceritakan namun tidak runtut, 3 anak (2-3 tahun) tidak
dapat menceritakan. Itu embuktikan bahwa anak usia 2-3 tahun beum bisa
menangkap cerita pada film tersebut, mereka hanya melihat gambar-gambar yang
lucu untuk menghibur mereka. pada anak usia 6-9 tahun sudah bisa menjelaskan
isi cerita, meskipun tidak diceritakan secara runtut, mereka sudah paham maksud
dar film tersebut. Sedangkan pada anak usia 10-11 tahun sudah bisa menceritakan
secara runtut, selain umur yang lebih tua, mereka sudah mengenyam bangku
pendidikan yang lebih tinggi, sehingga sudah terbiasa berbicara.
Dari pertanyaan
kedua diketahui bahwa 6 anak terpengaruh setelah menonton Istimewa Hari Ibu.
Mereka lebih menyayangi Ibu, mereka berusaha membuat sesuatu untuk menunjukkan
kasih sayang kepada ibu, yang lebih penting, mereka tahu bahwa tanggal 22
Desember adalah hari ibu.
Berhubungan
dengan perilaku anak setelah menonton film Upin Ipin, ada beberapa anak yang
mengikuti apa yang dilakukan oleh Upin Ipin dan kawan-kawan, yaitu membuat
kartu ucapan selamat hari ibu. Dibuktikan dengan beberapa anak yang meminta
bantuan kepada orang dewasa untuk membuat kartu ucapan untuk ibu mereka. Itu
membuktikan antusiasme anak setelah menonton film dengan meniru perilaku tokoh.
Dari hal
tersebut bisa dimengerti bahwa anak berusaha mengungkapkan kasih sayang kepada
ibunya lewat kartu, meskipun hanya anak-anak perempuan yang mempunyai antusias
semacam itu.
E.
Kesimpulan
Dari
semua data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan 15 anak di perumahan
Tanggul Mas Timur VII, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Resepsi
sastra merupakan penelitian yang memfokuskan perhatian kepada pembaca, yaitu
bagaimana pembaca memberikan makna terhadap karya sastra, sehingga memberikan
reaksi terhadap teks tersebut. Namun dalam hal ini bukan tanggapan dari pembaca
anak, melainkan dari penonton film anak usia 2-11 tahun.
2.
Film anak yang disiarkan di televisi
Indonesia berasal dari dalam dan luar Indonesia. Akan tetapi anak-anak jauh
lebih tahu akan film yang diproduksi dari luar Indonesia, daripada film anak produksi
Indonesia tersebut. Hal ini disebabkan karena efek animasi yang kurang menarik,
juga karena panayangan film tersebut tidak pada stasiun teevisi yang populer.
3. Film
Upin Ipin memberikan pengaruh sikap maupun terhadap perilaku anak, seperti
sikap saling tolong menolong, suka bersedekah, dan sikap terpuji lainnya. Untuk
perilakunya, anak-anak menirukan nada bicara, seperti ‘assalamualaikum, tuk, atuk’, ayam
goreng, ‘betul,betul, betul’.
4. Selain
mempengaruhi sikap dan perilaku anak, film Upin Ipin juga mempengaruhi perasaan
anak untuk lebih sayang kepada orang yang menyangi kita, terutama Ibu. Mereka
berusaha menunjukkan kasih sayang mereka dengan memberikan sesuatu, dalam hal
ini memebrikan kartu ucapan kepada ibu.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
thanks for reading (^o^)