Alternatif Pengolahan Sampah
Sampah merupakan momok bagi kota-kota besar seperti
Jakarta. Timbunan sampah yang terlihat di mana-mana bukan hanya menyebabkan
tidak sedap dipandang mata, tetapi juga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit,
seperti diare dan muntaber. Timbunan sampah-sampah itu tidak boleh didiamkan
saja. Karena dalam masalah ini bukan hanya pemerintah yang bertanggung jawab
menyelesaikannya, tetapi juga diperlukan kesadaran tiap individu untuk
menciptakan lingkungan yang bersih, sehat dan bebas sampah.
Banyak solusi yang telah
dicetuskan oleh orang-orang yang cinta dan peduli akan alam untuk mengelola
sampah-sampah tersebut. Apabila semua ide tersebut dikumpulkan dapat menjadi
langkah baik untuk menyelesaikan masalah sampah ini.
Salah
seorang dosen UGM membuat
bank sampah bagi penduduk disekitar tempat tinggalnya. Setiap penduduk yang
menyetorkan sampah akan mendapatkan buku tabungan yang berisi nominal sejumlah
uang sesuai dengan jenis dan jumlah sampah yang disetorkan. Uang tersebut
sewaktu-waktu dapat diambil oleh si penyetor. Dengan begitu penduduk akan
senang menyetorkan sampah dan menjaga kebersihan lingkungan. Sampah yang
diterima berupa
sampah organik dan nonorganik. Tetapi sebelum menyetorkannya penduduk harus
memisahkannya terlebih dahulu.
Selanjutnya, sampah tersebut
akan diolah kembali menjadi sesuatu yang berguna. Sampah-sampah organik dapat
dimanfaatkan menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos tersebut dapat dijual kembali,
sehingga bank sampah mendapat
pemasukan.
Untuk sampah-sampah
nonorganik yang tidak bisa hancur ini, dapat diolah kembali menjadi barang
kerajinan yang bernilai jual tinggi di tangan orang yang kreatif,
atau bank sampah dapat
menjualnya sebagai bahan baku kerajinan tangan yang sekarang sudah banyak
berkembang menjadi industri rumahan.
Olahan sampah nonorganik
tersebut terbukti mampu menarik minat masyarakat. Contohnya hiasan lampu dari
botol air mineral bekas, aksesoris manik-manik dari botol kaca, tas, payung,
dompet dari plastik limbah rumah tangga, dan banyak lagi lainnya. Selain
membuat lingkungan bersih, tentu biaya bahan baku lebih murah karena bahannya
berasal dari limbah.
Pengolahan sampah-sampah nonorganik
tidak hanya dapat dijadikan kerajinan tangan yang menjanjikan. Sampah nonorganik
yang tidak dapat diolah menjadi bahan baku kerajinan masih dapat didaur ulang
lagi menjadi plastik yang baru. Namun pengolahannya harus melalui proses yang rumit di pabrik.
Perlu Perhatian Pemerintah
Ide-ide pengolahan sampah
itu memang bagus. Namun, sayangnya pemerintah kurang memperhatikan hal
tersebut. Penerapan bank sampah di berbagai daerah, terutama di kota-kota
besar, dapat mengurangi masalah sampah yang menumpuk. Tidak diperlukan lagi
perluasan TPA sampah yang membuat gelisah masyarakat. Karena itu hal ini perlu
mendapat perhatian lebih dari pemerintah selaku pemimpin yang mengatur Negara.
Bank sampah dapat dijadikan
sebagai perusahaan milik Negara atau sebagai usaha individu. Dengan bantuan
pemerintah, pengelolaan bank sampah dapat lebih terarah dan terorganisir.
Begitu pula pada bagian
pejualan hasil kerajinan olahan sampah nonorganic. Perhatian pemerintah
diperlukan untuk peningkatan mutu dan pemasaran produk di dalam maupun di luar
negeri.
Semua solusi itu apabila
dijalankan secara konsisten dan bersama-sama dapat menyelesaikan masalah
sampah, bahkan dapat memberikan keuntungan berlipat. Lingkungan bersih dan
sehat, serta mendapat penghasilan tambahan, baik bagi masyarakat maupun
pemerintah.
Mahasiswa Sastra Indonesia 09, 2111409011, Universitas Negeri Semarang
salam kenal noviLycious :)
BalasHapusmakasih yaa uda follow blog aku ..
by the way kasih tau aku dong gimana bikin tampilan blog kayak punya kamu? bagus lho. kreatif. kasih info yaa ! maklum masih anak baru di dunia blogwalking hehehe..
Aku udah follow blog kamu, follback ya
BalasHapushttp://anisa-puspita.blogspot.com/