- Dari
hasil analisis dengan pendekatan objektif di atas, dapat diketahui bahwa buku
bacaan fiksi Lost Dog! Anjing Hilang!
adalah buku bacaan anak yang memenuhi kriteria buku bacaan fiksi anak, yaitu :
-
Alur yang sederhana.
-
Latar yang berhubungan dengan aksi
tindakan tokoh.
-
Tema yang sesuai dengan anak ; kasih
sayang kepada binatang, orangtua, sahabat, saudara, lingkungan, dan sebagainya.
-
Perwatakan tokoh yang jelas.
-
Gaya penceritaan yang sederhana,
singkat, tidak bertele-tele.
-
Sudut pandang yang memudahkan anak dalam
memahami cerita.
-
Memiliki format buku yang sempurna untuk
anak. -
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Sastra berbicara
tentang kehidupan yang diungkapkan dengan cara dan bahasa yang khas. Menurut
Lukens (2003:9) sastra menawarkan dua hal utama, yaitu kesenangan dan
pemahaman. sastra hadir kepada pembaca pertama-tama adalah memberikan hiburan
yang menyenangkan. Lukens menegaskan bahwa memberikan hiburan tidak memandang
dewasa atau anak-anak. Untuk sastra dewasa tidak diperlukan batasan-batasan
yang mendalam, berbeda dengan sastra anak yang harus dan memerlukan
batasan-batasan, sehingga sastra anak memiliki kriteria khusus dalam
penerapannya.
Salah satu
hiburan sastra untuk anak adalah buku bacaan. Buku bacaan dapat berupa buku
cerita, buku ilmu pengetahuan, komik, majalah, dan sebagainya. Dalam hal ini
akan dibahas lebih lanjut mengenai sastra anak yang berupa buku cerita, yang
akan dikhususkan membahas tentang buku cerita anak terbitan Erlangga yang
berjudul Anjing Hilang.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas maka tujuan makalah ini adalah untuk menganalisis buku
cerita Lost Dog! Anjing Hilang!
Dengan menggunakan pendekatan objektif berdasarkan karakteristik sastra anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan
Objektif
Pendekatan
objektif adalah pendekatan yang memusatkan perhatian semata-mata pada
unsur-unsur, yang dikenal dengan analisis intrinsik, tanpa menghubungkan dengan
hal-hal di luar karya sastra. Konsekuensi logis yang ditimbulkan adalah
mengabaikan bahkan menolak segala unsur ekstrinsik, seperti aspek historis,
sosiologis, politis, dan unsur-unsur sosiokul-tural lainnya, termasuk biografi.
Masuknya
pendekatan objektif ke Indonesia sekitar tahun 1960-an, yaitu dengan
diperkenalkannya teori strukturalisme, memberikan hasil-hasil yang baru
sekaligus maksimal dalam rangka memahami karya sastra. Pendekatan objektif
diaplikasikan ke dalam berbagai bidang ilmu dan dunia kehidupan manusia,
termasuk mode pakaian dan menu makanan. Dengan adanya penolakan terhadap
unsur-unsur yang ada di luarnya, niaka masalah mendasar yang harus dipecah-kan
dalam pendekatan objektif harus dicari dalam karya tersebut, seperti citra
bahasa, stilistika, dan aspek-aspek lain yang berfungsi untuk menimbulkan
kualitas estetis.
Dalam fiksi,
yang dicari adalah unsur-unsur plot, tokoh, latar, kejadian, sudut pandang, dan
sebagainya. Melalui pendekatan objektif, unsur-unsur intrinsik karya akan dieksploi-tasi
semaksimal mungkin. Penilaian objektif berarti menilai suatu karya sastra
secara objektif, tidak dengan pendapat pribadi (subjektif).
B.
Lost
Dog! : Anjing Hilang!
Erlangga adalah
salah satu penerbitan yang peduli dengan penyebaran sastra anak yang kurang
berkembang di masyarakat Indonesia. Penerbitan ini banyak menerbitkan buku
untuk anak, salah satunya buku anak terbitannya adalah buku kumpulan seri ‘The Adventure of Lola and Woufi :
Petualangan Lola dan Woufi’. Meskipun buku tersebut berasal dari luar
negeri, namun oleh Erlangga dijadikan buku bilingual, yaitu buku dengan cerita berbahasa
Inggris dan berbahasa Indonesia. sehingga selain memberikan hiburan dengan
kisah dan gambar yang penuh disetiap halaman, buku tersebut juga menjadi bahan
ajar untuk mendidik anak. Buku bacaan tersebut terdiri dari delapan seri dengan
tema yang sama, petualangan Lola dan Woufi, namun dengan judul yang berbeda.
Seri dari buku tersebut adalah : Berantakan
Sekali, Liburan, Anjing Hilang, Kasihan Si Woufi, Cinta Anjing, Acara Memancing
yang Sukses, Murid Aneh, dan
Pertunjukan Luar Biasa!.
Salah satu dari
seri buku tersebut adalah Lost Dog! Anjing Hilang!. Tokoh utama yang menjadi
ikon dari buku tersebut adalah Lola dan Woufi, yang pada setiap cerita selalu
ada tokoh tersebut. Pada cerita Anjing Hilang ini, Lola merasa sedih karena
kehilanan Woufi. Sahabatnya, Titou yang melihat Lola bersedih berusaha
menghiburnya. Lalu mereka berdua menyusuri jalan untuk mencari Woufi. Mereka
juga mencari dari rumah-kerumah tetangga, hingga bertanya pada semua orang yang
lewat, namun tidak ada hasil. Lalu mereka mempunyai rencana membuat poster yang
digambar sendiri dan ditempelkan di jendela-jendela toko.
Kemudian Titou
mulai melacak, kapan dan dimana Lola terahir kali bersama Woufi. Terakhir kali
Lola mengajak Woufi berjalan-jalan ke taman. Berbekal ingatannya, mereka berdua
menuju taman, namun nihil. Tak ada tanda-tanda Woufi. Kemudian Lola mempunyai
ide untuk pergi ke rumah Tuan Gerard, pemilik anjing cantik yang biasanya
bermain dengan Woufi. Anjing betina itu bernama Kanela.
Akhirnya di
rumah Tuan Gerard, Lola dan Titou menemukan Woufi. Ternyata Woufi berada di
sana sedang menunggui Kanela yang ternyata melahirkan. Woufi dan Kanela
memiliki empat ekor anak anjing. Lola dan Titou merasa terharu melihat Woufi
yang setia menunggu Kanela.
Keadaan fisik
semua buku seri Lola dan Woufi ini sungguh menarik. Cerita dikemas singkat dan
lengkap. Ukuran huruf yang digunakan juga sesuai untuk usia anak belajar
membaca. Apalagi ditambah dengan semua halaman penuh gambar dan warna, sehingga
tidak membuat anak jenuh. Selain memberi hiburan dan imajinasi ketika melihat
gambar, anak juga dapat sekaligus belajar bahasa Inggris melalui cerita
tersebut.
Dibagian halaman
depan terdapat tempat identitas yang dihias sebegitu menariknya, sehingga anak
dengan senang hati belajar menulis namanya di halaman tersebut. dihalaman akhir
juga terdapat dua lembar gambar hitam putih yang sengaja ditambahkan untuk
melatih kreatifitas anak dalam mewarnai. Tak lupa diberikan pula lembaran
catatan pada halaman paling akhir, sekali lagi dengan dihias semenarik mungkin
agar anak bersemangat mencatat apa saja yang perlu di catat. Untuk ukuran buku
enambelas halaman yang penuh gambar dan berwarna, dan dengan kualitas kertas
yang bagus, harga Rp. 5000 tidak menjadi masalah, mengingat buku tersebut bsa
dijadikan buku hiburan sekaligus buku pelajaran yang menarik.
C.
Analisis
Buku Cerita Fiksi Lost Dog! Anjing
Hilang! Dengan Pendekatan Objektif Berdasarkan Kriteria Fiksi Sastra Anak
Seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam fiksi, yang dicari dalam pendekatan
objektif adalah unsur-unsur plot, tokoh, latar, kejadian, sudut pandang, dan
sebagainya. Melalui pendekatan objektif, unsur-unsur intrinsik karya akan dieksploi-tasi
semaksimal mungkin. Penilaian objektif berarti menilai suatu karya sastra
secara objektif, tidak dengan pendapat pribadi (subjektif).
Berikut analisis
buku cerita fiksi Lost Dog! Anjing
Hilang! (LDAH) Dengan menggunakan pendekatan objektif :
1.
Alur
Cerita
Kebanyakan
dari alur-alur dalam sastra anak disajikan dalam mode atau dengan cara yang monoton
saja. Biasanya anak-anak belum mencapai kematangan untuk mengikuti beberapa
alur, seperti sorot balik (flashback)
atau alur rumit dan kompleks lainnya. Dalam buku LDAH menggunakan alur yang
monoton, linear, lurus, sehingga pembaca anak akan mudah memahami peristiwa
yang sedang terjadi dalam cerita.
Peristiwa
diceritakan secara runtut, dari mulai Lola sedih karena kehilangan Woufi,
perjalanan Lola dan Titou dalam mencari Woufi, hingga mereka beruda berhasil
menemukan Woufi di tempat tak terduga, di rumah tuan Gerard. Dengan kata lain,
cerita LDAH berhasil menciptakan cakrawala harapan pada anak, yaitu mengajak
anak untuk menebak dimana Woufi berada.
2.
Latar
Cerita
Latar
dibagi menjadi tiga, latar waktu, tempat dan latar suasana. Ketiga latar
tersebut haruslah mempengaruhi dan berhubungan aksi atau tindakan tokoh dan
tema cerita, sehingga anak akan lebih mudah mengerti mengapa ada latar tertentu
yang muncul di cerita. Seperti yang tergambar pada cerita LDAH. Pada cerita
tersebut memperhatikan suasana, yaitu suasana sedih saat Lola kehilangan Woufi,
dan suasana senang saat berhasil menemukan Woufi.
Latar
tempat yang ada pada cerita tersebut juga sangat mendukung aksi tindakan Lola
dan Titou dalam menari Woufi, yaitu tindakan bertanya kesetiap rumah tetangga,
mencari di taman, dan menemukan Woufi berada di rumah orang yang sudah dikenal
mereka, tuan Gerard.
Untuk
latar waktu tidak ditunjukkan secara tersurat, melainkan hanya dengan adanya
gambar matahari yang bersinar disetiap gambar langit. Gambar matahari tersebut
menjadi tanda bahwa waktu saat itu adalah pagi-siang hari.
3.
Tema
Cerita
Tema
untuk sastra anak ada baiknya bermanfaat untuk pertubuhan anak yang didasarkan
pada keadilan, kejujuran akhlak yang sehat, logis, dan berprinsip etis. Tema
akan selalu berkaitn dengan persoalan kemanusiaan, seperti cinta kasih terhadap
orangtua, sahabat, saudara, sesama, binatang, rasa takut, percaya diri, harga
diri, dan lain sebagainya. Tema yan diusung oleh pengarang berkaitan dengan isi
cerita.
Dalam
LDAH ini bertema tentang kasih sayang, terhadap binatang, sesama, dan sahabat.
Kasih sayang terhadap binatang tercermin ketika Lola sedang sedih dan cemas
karena Woufi hilang. Kasih sayang terhadap sahabat icerminkan ketika Titou ikut
mencari Woufi, karena ia tidak mau melihat sahabatnya sedih. Sedangkan kasih
sayang terhadap sesama tercermin ketika Lola dan Titou bertanya tetangga
tentang Woufi, dan tetangga-tetangga bersedia membantu Lola mencari Woufi. Tema
kasih sayang seperti di ataslah yang cocok untuk anak, bukan kasih sayang
kepada lawan jenis, pacar, dan sebagainya, yang cocok untuk sastra dewasa.
4.
Tokoh
Cerita
Tokoh
dalam bacaan anak dapat berupa mnusia, binatang, tumbuhan, bahkan makhluk atau
objek lain. Dalam pengertian sederhana anak dan yang paling dimengerti anak, tokoh
dibagi dalam dua perwatakan, yaitu protagonis tokoh baik, dan antagonis tokoh
jahat.
Tokoh
dalam cerita LDAH tidak menampilkan tokoh jahat, hanya menghadirkan tokoh baik
sepanjang cerita. Yaitu tokoh Lola yang menyayangi binatang. Tokoh Titou yang
baik hati menemani Lola mencari Woufi. Tokoh tetangga yang dengan sukarela
membantu mencarikan Woufi. Serta tokoh tuan Gerard yang mengijinkan Woufi
berhubungan dengan anjing betinanya.
Tidak
adanya tokoh jahat yang menentang tokoh baik, membuat tidak adanya knflik antar
tokoh dalam cerita. Tokoh-tokoh dengan perwatakan yang baik seperti dalam
cerita tersebut, cocok untuk menjadi panutan anak.
5.
Gaya
Cerita
Gaya
menulis yang baik dan menarik haruslah serasi dan mencerminkan dengan alur,
tema, latar, dan tokoh. Gaya penceritaan dalam LDAH ini sangat menarik. Kalimat
yang digunakan tidak panjang, tidak lebih dari sepuluh kata, sehingga anak
lebih mudah memahami dan menangkap maksud dari kalimat per kalimat. Bahasa
penceritaan juga tidak bertele-tele, bahasa yang digunakan singkat, padat, dan
jelas maksudnya. Gaya penceritaan seperti inilah yang cocok digunakan untuk
anak dalam tahapan belajar membaca.
6.
Sudut
Pandang Cerita
Sudut
pandang umumnya terdiri dari sudut pandang pertama dan sudut pandang ketiga,
dimana pengarang menggunakan tokoh aku untuk menjalankan cerita. sudut pandang
orang ketiga serba tahu, yang mengizinkan pengarang menggunakan kebebasan
menjalankan tokoh lain. Sudut pandang orang ketiga serba tahu terbatas, sang
pengarang berdiri di belakang pengarang.
Buku
LDAH ini menggunakan sudut pandang orang ketiga serba tahu, karena pengarang
seakan tahu semua kejadian dan perasaan tokoh. Seperti yang tergambar dalam kutipan
berikut :
Hari yang tidak menyenangkan. Lola
kehilangan anjingnya, Woufi. Kasihan Lola, dia sedih karena dia sangat
menyayangi Woufi.
Dari
kutipan di atas dapat diketahui bahwa pengarang tahu segalanya tentang perasaan
Lola yang sangat sayang kepada Woufi. Padahal didalam cerita tidak disebutkan
alasan mengapa Lola sangat menyayangi Woufi, apakah dia lucu, lincah, atau
menggemaskan. Yang dijelaskan pengarang hanya bahwa Lola sangat menyayangi
Woufi.
Lalu
pada kutipan berikut :
Lagipula semua tetangga ramah pada
mereka. Tentu saja, setiap orang ingin membantu Lola begitu melihat wajahnya
yang sedih.
Dalam
cerita tidak disebutkan bagaimana pengarang tahu bahwa tetangga
bersungguh-sungguh ikut membantu mencari Woufi, karena tidak ada dialog ataupun
penjelasan lain yang mendukung kebaikan tetangga.
7.
Format
Buku Cerita
Salah
satu hal yang paling penting dalam format buku adalah jaket buku atau kulit
buku, karena bagian itulah yang dilihat pertama kali oleh anak. ketertarikan
anak terhadap suatu buku muncul ketika melihat kulit buku yang menarik
perhatiannya. Karena itulah hal pertama yang harus diperhatikan adalah
kemenarikan sampul buku. Tak bisa ipungkiri bahwa anak-anak cenderung ebih suka
buku dengan banyak gambar dan berwarna daripada yang banyak berisi tulisan dan
sedikit warna. Sehingga tak heran jika pada umumnya harga buku anak cenderung
lebih mahal daripada buku dewasa.
Selain
sampul buku, hal lain yang patut dipertimbangkan adalah ukuran, bentuk,
halaman, ilustrasi, kualitas kertas, dan penjilidannya.
Format
buku yang dimiliki LDAH ini sangat menarik, bahkan bisa dibilang sempurna untuk
ukuran buku anak. Sampul buku yang menarik membuat anak tertarik membaca isi
ceritanya. Apalagi disertai bahasa inggris dan tertulis bilingual. Anak maupun
orang dewasa akan tertarik memberikan buku ini sebagi bahan bacaan untuk anak.
Untuk
bagian dalam, anak akan lebih tertarik lagi dikarenakan full picture and full
colour. Dihalaman awal sudah disajikan tempat menarik untuk anak mengisi
identitas kepemilikan buku, sekaligus melatih anak belajar menulis namanya.
Pada
halaman penerbitan juga dihias sedemikian rupa, sehingga anak juga tertarik
membaca asal usul buku tersebut.
Begitu
pula pada halaman hak cipta yang juga dihias menarik, agar anak-anak mengetahui
Undang Undang tentang pelanggaran hak cipta.
Kemudian
pada halaman cerita disediakan format yang lebih menarik. Ukuran tulisan besar,
simple, dan berwarna, sehingga anak tidak jenuh membaca melulu. Cerita
disajikan dalam dua bahasa, bagian atas bahasa Inggris, sedangkan bagian bawah
bahasa Indonesia. setiap cerita menampilkan gambar penuh satu halaman.
Keindahan tersebut tergambar di sepanjang cerita yang terdiri 10 halaman
beserta ilustrasi.
Buku
ini tak hanya menghadirkan cerita saja, melainkan juga menyematkan halaman
mewarnai, agar anak dapat mengasah kreatifitas mereka.
Sebagai halaman terakhir diberikan
disertakan juga halaman buku bergaris untuk mengasah kemampuan menulis anak.
Tak lupa halaman ini juga diberikan ilustrasi menarik.
Pada
kulit buku bagian belakang disertakan juga seri-seri buku Petualangan Lola dan
Woufi lainnya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
hasil analisis dengan pendekatan objektif di atas, dapat diketahui bahwa buku
bacaan fiksi Lost Dog! Anjing Hilang!
adalah buku bacaan anak yang memenuhi kriteria buku bacaan fiksi anak, yaitu :
-
Alur yang sederhana.
-
Latar yang berhubungan dengan aksi
tindakan tokoh.
-
Tema yang sesuai dengan anak ; kasih
sayang kepada binatang, orangtua, sahabat, saudara, lingkungan, dan sebagainya.
-
Perwatakan tokoh yang jelas.
-
Gaya penceritaan yang sederhana,
singkat, tidak bertele-tele.
-
Sudut pandang yang memudahkan anak dalam
memahami cerita.
-
Memiliki format buku yang sempurna untuk
anak.
DAFTAR PUSTAKA
-
Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak
: Pengantar Pemahaman Dunia Anak. Bandung : Gadjah Mada University Press.
-
2004.
The Adventures of Lola and Woufi Petualangan Lola dan Woufi : Lost Dog! Anjing
Hilang!. Jakarta : Penerbit
Erlangga.

PUBLIK NEWS
BalasHapusPUBLIK NEWS
BalasHapuswww.HIDUPQQ.net
BalasHapusJoin Ke CrownQQ dan Cobain Keberuntungan Anda !
BalasHapusTransaksi 24 Jam Dengan Bank Lokal Indonesia , E-Money (DANA , OVO , GOPAY , LINKAJA , DLL) & Pulsa Juga Bisa !
Nikmati juga berbagai BONUS menarik yang ada di CrownQQ
✔ Bonus Rollingan 0,5% ( Setiap Senin )
✔ Bonus Referral 20% ( Seumur Hidup )
✔ Minimal Depo Hanya 20.000 Ribu
✔ Minimal Withdraw Hanya 20.000 Saja Bossku!
✔ Deposit Pulsa 100% Tanpa Potongan
Info Lebih Lanjut Hub Contact di Bawah Ini :
WHATSAPP : +6281918736299
LINE : csbella1