Ini adalah tugas mata kuliah Kritik Sastra.
Sebelumnya aku minta maaf jika ada pertanyaan yang tidak aku jawab dengan lengkap, ya?
Kalo kurang lengkap dan salah, mohon dimaklumi,
namanya juga belajar, hehe...
PERTANYAAN
1.
Apakah perbedaan antara “Keusastraan
yang bersifat kreatif” dengan “Kesusastraan yang bersifat ilmiah”? terangkan,
da masing-masing berilah sebuah contoh
2.
Berdasarsifat-sifat penelitianya, Ilmu
Sastra terdiri dari tiga bidang studi. Sebutkan dan masing-masing jelaskan
pengertiannya!
3.
Tunjukkan hubungan antara ketiga bidang
studi tersebut dan berilah dua contoh yang menunjukkakn hubungan itu!
4.
Tunjukkan persamaan dan perbedaan antara
“Kritik Sastra” dengan “Apresiasi Sastra”. Sebutkan sebuah buku kritik sastra
dan buku apresiasi sastra!
5.
Kapan dalam kesusastraan Indonesia ada
tulisan kritik sastra? Bidang studi itu kita dapatkan dari mana?
6.
Tunjukkan kegiatan kritikus dalam
menghadapi karya sastra yang akan di kritik!
7.
Apakah fungsi kritik sastra bagi
pembaca, pengaran, dan perkembangan ilmu sastra?
8.
Sebutkan perbedaan antara kritik
akademik dengan kritik jurnalistik!
9.
Terangkan apa yang dimaksud dengan
“Kritik teoritik” dengan “Kritik praktik”?
10. Golongkan
buku-buku di bawah ini berdasarkan pelaksanaan kritiknya :
a.
“BUKU dan PENULIS” oleh Amir Hamzah
b.
“PUJANGGA SANUSI PANE” oleh Y. U.
Nasution
c.
“TANGGAPAN DUNIA ASRUL SANI” oleh M. S.
Hutagalung
d.
“ANALISA” oleh H. B. Yassin
e.
“KESUSASTRAAN INDONESIA MODERN dalam
KRITIK dan ESEI” oleh
H. B. Yassin
f.
“ROMAN ATHEIS, ACHIDAT KARTAAMIHARDJA”
oleh Bo En S. Oemaryati
11. Siapakah
yang menggolongkan kritik sastra berdasarkan pendekatan/orientasinya? Sebutkan
nama kritik sastra tersebut dan terangkan maksudnya!
12. Diantara
kritik sastra-kritik sastra tersebut, mana yang paling digunakan dan mana yang
muda adanya?
13. Kritikus
Pujangga Basu umumnya menggunakan pendekatan yang mana? Sebutkan dua orang
kritikus dengan buku kritiknya!
14. Kritikus
angkatan 45 menggunakan dua pendekatan. Sebutkan kritikus yang mendekatannya
sama (dua golongan. Sebutkan pula kritikus dengan karyanya masig-masing sebuah!
15. Kapan
kritik akademik mulai ditulis dalam kesusastraan kita? Menggunakan pendekatan
apa? Sebutkan dua orang kritikus akaemik degan karyanya!
JAWABAN
1.
Perbedaan sastra kreatif dan ilmiah
adalah jika sastra kreatif berwujud karangan hasil pengarang, sedangkan sastra
ilmiah berwujud karangan hasil penelitian para peneliti sastra.
Contoh : sastra kreatif : “Laskar Pelangi” oleh Andrea Hirata
Sastra
ilmiah : “Tanggapan Dunia Asrul Sani” oleh M. S. Hutagalung
2.
a. Ilmu teori sastra : cabang ilmu
sastra yang meneiti pengertian sastra, hakikat sastra, prinsip sasra, latar
belakag sastra, susunan yang ada dalam suatu karya sastra.
b.
Ilmu sejarah sastra : cabang ilmu sastra yang meneliti dan menghasilkan
suatu gambaran tetang perkembangan kesusastraan sejak awal hingga sekarang.
c. Ilmu kritik sastra : cabang ilmu
sastra yang meneliti, menilai, menimbang suatu karya sastra tertentu secara langsung
3. hubungan
antara ketiga ilmu sastra tersebut sangat berkaitan karena dengan ilmu sastra,
kita dapat mengetahui sejarah sastra...
4. Persamaan
: Apresiasi dan Kritik sastra sama-sama membaca, suatu karya sastra
Perbedaan
: Apresiasi sastra adalah kegiatan membaca, memahami, mengenal karya sastra
agar dapat menemukan nilai-nilai yang ada dalam karya sastra tersebut.
Kritik
Sastra adalah kegiatan membaca dengan bertujuan mencari nilai-nilai yang ada di
dalam karya sastra dengan cara memahami karya sastra tersebut.
5.
Istilah kritik sastra muncul di
Indonesia pada abad xx , setelah para sastrawan Indonesia memperoleh pendidikan
menurut sistem Eropa.
6.
a. Membaca karya sastra tersebut
b. menggolongkan dari periode mana
c. menganalisis/ menguraikan
disertai tulisan
d. menerangkan karya sastra bgmna klebihan
dan kekurangn
e menilai memberi ke simpulan,
menentukan nilai karya sastra
7.
a. Fungsi kritik sastra bagi pembaca
untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang timbul setelah membaca suatu
karya sastra,.sehingga dapat dikatakan bahwa kritik sastra menjadi perantara
antara pembaca dengan pengarang.
b. Fungsi kritik sastra bagi
pengarang untuk memberikan penilaian sehingga pengarang mendapat masukkan
mengenai mutu karyanya.
c. Fungsi kritik sastra bagi ilmu
sastra untuk mendukung teori dan sejarah sastra. Bagi sejarah sastra, kritik
sastra berguna untuk memilih karya-karya yang tepat dicantumkan dalam rangkaian
sejarah. Sedangkan bagi teori sastra, kritik sastra berfungsi untuk menentukan
karya sastra bernilai susastra atau tidak.
8.
Kritik akademik : kritik yang dilakukakn
oleh calon sarjana sastra, misalnya makalah, skripsi, disertasi.
Kritik jurnalistik : kritik yang ditulis
oleh sastrawan atau wartawan, misalnya esai.
9.
Kritik teoritik : bidang kritik sastra
yang bekerja atas dasar prinsip umum, menerapkan kriteria untuk menilai karya
sastra.
Kritik terapan/praktik : bidang
kritik sastra yang menerapkan teori-teori kritik sastra untuk menilai karya
sastra.
10. a.
“BUKU dan PENULIS” oleh Amir Hamzah à kritik sastra
terapan, kritik sastra yudisial
b.
“PUJANGGA SANUSI PANE” oleh Y. U. Nasution à kritik sastra
terapan, kritik sastra induktif,
c.
“TANGGAPAN DUNIA ASRUL SANI” oleh M. S. Hutagalung à
kritik sastra terapan, kritik sastra induktif
d.
“ANALISA” oleh H. B. Yassin à kritik sastra yudisial, kritik sastra
impresionistik
e.
“KESUSASTRAAN INDONESIA MODERN dalam KRITIK dan ESEI” oleh H. B. Yassin à
kritik sastra yudisial, kritik sastra impresionistik
f.
“ROMAN ATHEIS, ACHIDAT KARTAAMIHARDJA” oleh Bo En S. Oemaryati à
kritik sastra induktif
11. Abrams
membagi kritik sastra berdasarkan pendekatan/orientasi menjadi 4 :
a. Karya
sastra : menganggap karya sastra sebagai keseluruhan yang berdiri sendiri, otonom,
bebas dari pembaca, beban pengarang, dan lingkungan sosial, disebut kritik objektif.
b. Sastrawan
: menghubungkan karya sastra dengan pengarang, memandang karya sastra sebagai
dunia batin pengarang, disebut kritik ekspresif.
c. Alam
: menghubungkan karya sastra denan alam, menganggap karya sastra sebagai tiruan
alam, disebut kritik mimetik.
d. Pembaca
: menghubungkan karya sastra dengan pembaca, mendapati efek terntentu dari
pembaca, disebut kritik pragmatik.
12. Kritik
mimetik adalah pendekatan kritik sastra yang tertua, sedangkan pendekatan yang
muda adalah pendekatan objektif, yang digunakan pada awal abad 20.
13. Kritikus
angkatan 45 adalah Sanusi Pane, Armyn Pane, J. E. Tatengkeng, Amir Hamzah, W.
J. S. Poerwodarminto, dan S. T. A. Semua kritikus pujangga baru, kecuali S. T.
A, menggunakan pendekatan ekspresif,
karena pada masa itu beraliran romantisme.
-
“Sifatnya Kesusastraan Baru” oleh J. E.
Tatengkeng
-
“Studi Sastra Prosa” oleh Amir Hamzah
14. a.
Pendekatan mimetik : H. B. Yassin, Chairil Anwar, Asrul Sani, Sitor Situmorang,
Slamet Muljana, Pramudya Ananta Toer.
Contoh : “Fiksi Indonesia Dewasa
Ini” oleh Jakob Sumarjo
b. Pendekatan pragmatik : Sitor
Situmorang dan Pramudya Ananta Toer.
Contoh : “Penilaian Novel Belenggu”
oleh Sutan Takdir Alisahbana
-
Sitor Situmorang dan Pramudya Ananta
Toer menggunakan kedua pendekatan tersebut.
15. Pada
periode 1956 mulai timbul kritik akademik. Kritikus akademik pertama adalah
Subagio Sastrowardoyo, Umar Yunus, yang menggunakan pendekatan objektif dan
ekspresif.
Pada tahun 60-an muncul kritikus
akademik yang menggunakan pendekatan objektif

hei...makasih yah contekannya....
BalasHapusMasama..
BalasHapussenang bisa membantu. hehe :p
Siiippppp.... I like it.
BalasHapusyang sering aja post hal kayak gini.... kan bisa bantu mereka yang butuh contekan... hahhaaa..
pisssss...
http://co2m-7.blogspot.com/